Selasa, 06 April 2010

BANDOTAN



A. NAMA
1. Nama ilmiah : Ageratum conyzoides L.
2. Nama daerah : bandotan (Melayu), babandotan leutik (Sunda), bandotan (Jawa), dus-bedusan (Madura).
3. Nama asing : celestin, eupatoire blue, bastard agrimon, atau billy goat weed (Inggris); sheng hong ji (Cina).

B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Bandotan memiliki rasa sedikit pahit, pedas, dan bersifat menetralkan. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam bandotan di antaranya asam amino, β-sitosterol, ageratochromene,friedelin, minyak terbang coumarin, potasium klorida, stigmasterol, organacid.
Efek farmakologis bandotan diantaranya penurun panas, menghilangkan racun (antitoksin), menghilangkan bengkak, menghentikan pendarahan, peluruh haid (hemenagog), stimulan, tonik, peluruh kencing, dan peluruh kentut.




C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan bandotan dilakukan dengan biji. Bandotan biasa tumbuh liar. Jika sengaja ditanam, bandotan dirawat dengan penyiraman yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Tumbuhan ini memerlukan cukup sinar matahari.

D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Daun dan batang muda bandotan dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan beberapa penyakit berikut.
1. Bengkak, bisul, dan borok
Cuci bersih seluruh bagian tumbuhan bandotan segar secukupnya, tumbuk bersama nasi basi dan garam secukupnya. Tempelkan hasil tumbukan di tempat yang terkena bengkak, bisul, dan borok.
2. Eksim dan luka berdarah
Cuci bersih 1 pohon bandotan segar tanpa akar, lumatkan, lalu balurkan ke tempat yang sakit. Setelah merata, balut dengan kain atau perban. Lakukan 2 kali sehari dalam dosis yang sama dengan mengganti obat dan bálutan. Pada saat penggantian, luka dicuci dengan air panas atau alkohol.
3. Radang telinga
Cuci bersih batang dan daun bandotan segar secukupnya, tumbuk, lalu peras. Teteskan air perasan pada telinga yang sakit sebanyak 1—2 tetes. Lakukan secara rutin 4 kali sehari.
4. Sakit tenggorokan dan radang selaput lendir pada batang tenggorokan (diphteri)
Cuci bersih 30—60 g daun segar, tumbuk halus, peras. Tambahkan gula batu yang sudah dilarutkan secukupnya ke dalam air perasan. Minum air perasan yang diperoleh sekaligus habis. Lakukan secara rutin 3 kali sehari dengan cara yang sama.

Catatan: wanita hamil dilarang minum ramuan bandotan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar