Tampilkan postingan dengan label Dunia Flora. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Flora. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Maret 2011

Palem kuning

Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens syn. Dypsis lutescens) adalah tanaman hias populer yang biasa dijumpai di pekarangan. Tumbuhan anggota suku pinang-pinangan (Arecaceae) ini berasal dari Madagaskar namun di tempat asalnya sekarang terancam.

Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga setingg 6m, meskipun biasanya di pekarangan hanya setinggi 3m karena alasan keindahan. Seperti palem lainnya, daun tersusun majemuk, menyirip. Warna helai daun hijau terang, cenderung kekuningan (sehingga disebut palem kuning). Daun ini memiliki pelepah daun yang cukup panjang dan menutupi batang yang beruas-ruas. Jumlah anak daun sekitar 80 hingga 100 lembar.

Mayangnya dapat mencapai 1m dengan bunga berwarna kuning. Buah berdiameter hingga 2,5m dan berwarna kuning hingga ungu.

Perbanyakannya relatif mudah karena dapat diperbanyak secara vegetatif.
Selengkapnya...

Keladi Hias

Keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium (suku talas-talasan, Araceae). Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk menyebut beberapa tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium, seperti talas (Colocasia). Keladi sejati jarang membentuk umbi yang membesar. Asal tumbuhan ini dari hutan Brazil namun sekarang tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Penciri yang paling khas dari keladi adalah bentuk daunnya yang seperti simbol hati/jantung. Daunnya biasanya licin dan mengandung lapisan lilin. Ukuran keladi tidak pernah lebih daripada 1m. Beberapa jenis dan hibridanya dipakai sebagai tanaman hias pekarangan.

Jenis
Terdapat tujuh jenis Caladium, semuanya dari hutan Brazil hingga Amerika Tengah. Pada musim kering biasanya dorman (kehilangan daun) dan tumbuh kembali bila ketersediaan air mencukupi.

* Caladium bicolor
* Caladium humboldtii
* Caladium lindenii
* Caladium paradoxum
* Caladium schomburgkii
* Caladium ternatum

Kegunaan dan bahaya
Semua bagian keladi beracun dan tidak boleh dikonsumsi.

Walaupun demikian, penggunaannya sebagai tanaman hias cukup luas. Tumbuhan ini sudah ditangkarkan dan dimuliakan sejak akhir abad ke-18 di Eropa. Terutama C. bicolor telah mengalami banyak perubahan sifat menjadi berdaun warna-warni. Terdapat pula kultivar yang katai. Paling tidak terdapat 120 kultivar C. bicolor. Terdapat pula persilangan antarspesies dengan C. burgkii untuk mendapatkan helai daun yang bergelombang.

Keladi dapat memunculkan anakan dan dari sini dapat dikembangkan tumbuhan baru. Ia juga dapat tumbuh dari kormus yang terdapat di tanah.
Selengkapnya...