A. NAMA
1. Nama ilmiah : Amaranthus spinosus L.
2. Nama daerah : senggang cucuk (Sunda), bayem eri (Jawa), ternyak lakek (Madura), bayem kerui (Lampung).
3. Nama asing : prickly amaranth (Inggris) dan le xian cai (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Bayam duri memililki rasa manis, pahit, dan bersifat sejuk. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalain bayam duri di antaranya amarantin, rutin, kalium nitrat, kalium oksalat, tanin, piridoksin, garam-garam fosfat, zat besi, vitamin A, C, serta K.
Efek farmakologis bayam duri di antaranya masuk meridian jantung dan ginjal, penurun panas, peluruh kemih, menghilangkan racun, menghilangkan bengkak, menghentikan diare, serta membersihkan darah.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan bayam duri dilakukan dengan setek dan biji. Bayam duri dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Seluruh bagian tumbuhan bayam dud, baik segar maupun kering, dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit berikut ini.
1. Bisul
Cuci bersih daun bayam duri segar secukupnya 1aIu giling sampai halus. Campurkan madu secukupnya. Oleskan ke sekeliling bisul sampai rata lalu balut dengan perban atau kain. Ganti ramuan dan balut kembali 2 kali sehari.
2. Disentri
Cuci bersili 30 g akar bayam duri segar, tambahkan 15 g gula enau, dan 1 gelas air, lalu rebus sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum rebusan 1 kali sehari sebelum makan. Lakukan selama 3 hari.
3. Keputihan
Cuci bersih 30—60 g akar bayam duri segar, tambahkan 1 sendok makan gula batu, lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum 2 kali sehari saat pagi dan sore, masing-masing ½ gelas.
4. Menambah produksi ASI
Cuci bersih 1 pohon bayam duri utuh sampai bersih, giling sampai halus. Tapalkan di sekitar payudara secara merata. Ulangi 3—4 kali sehari sampai air susu lancar.
5. Radang saluran pernapasan
Cuci bersih 1/4 genggam daun bayam duri, giling sampai halus, lalu tambahkan sedikit garam dan air matang sebanyak 3 sendok makan. Peras campuran bahan tersebut lalu saring. Minum air yang tersaring sekaligus. Ulangi secara rutin 2 kali sehari sampai sembuh.
6. TBC kelenjar
Cuci bersih 30—60 g seluruh bagian tumbuhan bayam duri yang dipotong kecil-kecil, lalu rebus dengan air dan arak putih, masing-masing 1 ½ gelas, sampai tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring, lalu minum air rebusannya 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
7. Wasir
Cuci bersih segenggam daun bayam duri segar lalu rebus dengan air secukupnya. Setelah mendidih, gunákan untuk menguapi dan mencuci bagian yang terkena wasir.
Selengkapnya...
Sabtu, 08 Mei 2010
BAYAM DURI
BALSEM
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Myroxilon balsanum Harms.
2. Nama daerah : peru balsem (Sunda) dan balsem (Jawa).
3. Nama asing : peruvian balsam (Inggris)
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Sifat tumbuhan belum banyak diketahui, tetapi beberapa bahan kimia yang terkandung dalam balsem di antaranya saponin, flavonoid, dan polifenol. Getahnya mengandung minyak terbang 50—65%, terutama benzylbenzoat dan benzyl-cinnamate yang dapat menyebabkan alergi pada kulit.
Efek farmakologis balsem di antaranya antiseptik, expectorant, dan anticatarrhal remmedy untuk empisema, bronkhitis, dan asthma bronchial. Selain itu, getah juga digunakan untuk mengobati serak dan diare.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan balsem dilakukan dengan cangkok atau biji. Balsem dirawat dengan penyiraman cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Tumbuhan ini menghendaki tempat yang cukup matahari.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah getah dan daun balsem. Gangguan kesehatan yang dapat diobati dengan balsem adalah luka baru pada tubuh. Caranya, oleskan beberapa tetes getah daun pada bagian yang terkena luka baru.
Selengkapnya...
BIDARA UPAS
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Merremia inammosa (Lour.) Hall. f.
2. Nama daerah : blanar, widara upas (Jawa), bidara upas (Sumatera); dan hailae (Ambon).
3. Nama asing : jujube, chinese date (Inggris).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Bidara upas memliki rasa pahit dan bersifat sejuk. Bahan kimia yang terkandung dalam bidara upas di antaranya damar, resin, pati, dan zat pahit. Efek farmakologis bidara upas di antaranya antiradang, menghilangkan rasa sakit, menghilangkan bengkak, pencahar, dan menetralkan racun.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan bidara upas dilakukan dengan umbi atau setek batang. Bidara upas dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Umbi bidara upas dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Batuk rejan
Cuci bersih 15 g umbi segar bidara upas , parut, tambahkan air sebanyak 2 sendok makan, peras hasil parutan, lalu saring. Minum air yang tersaring bersama 1 sendok makan madu. Ulangi sebelum tidur malam dengan dosis yang sama.
2. Berak berdarah dan berlendir
Rebus 50 g umbi dengan 2 gelas air sampai tersisa ½ gelas. Tambahkan gula merah secukupnya, saring, lalu minum sedikit-sedikit sampai sembuh.
3. Difteri
Cuci bersih 60 g umbi segar bidara upas, parut, lalu peras sampai diperoleh 100—150 ml air perasan. Gunakan air perasan yang diperoleh untuk berkumur selama 2—3 menit, lalu minum. Lakukan secara rutin 1 kali sehari.
4. Gigitan ular
Cuci bersih umbi segar bidara upas secukupnya lalu parut. Tempelkan hasil parutan ke bagian luka lalu balut.
5. Kencing manis
Cuci bersih 50 g umbi segar bidara upas, parut, peras. Setelah air perasan terkumpul sebanyak 50 ml, minum air perasan tersebut 1 kali sehari. Lakukan secara teratur setiap pagi.
6. Kusta
Cuci bersih 15 g umbi segar bidara upas ialu parut. Tambahkan 2 sendok makan air matang, peras, lalu saring. Masukkan 1 sendok makan madu ke dalam air umbi bidara upas yang tersaring. Minum sekaligus air yang tersaring 2 kàli sehari.
7. Luka pada kulit
Cuci dan iris tipis-tipis umbi segar bidara upas secukupnya lalu tempelkan pada bagian yang terluka.
8. Muntah darah dan tifus
Cuci bersib 60 g umbi segar bidara upas, parut, lalu peras. Minum sekaligus air perasan yang diperoleh 1 kali sehari.
9. Radang usus buntu
Cuci bersih 15 g umbi segar bidara upas, parut, lalu peras. Saring hasil perasan, lalu minum air yang tersaring sekaligus bersama 1 sendok makan air gula. Lakukan di pagi dan sore hari sebelum makan.
10. Sifflis
Cuci bersih 100 g umbi segar bidara upas, parut, tambahkan 2 sendok makan air matang, lalu peras. Saring air perasannya lalu masukkan 1 sendok makan madu ke dalamnya. Bagi air yang tersaring menjadi 3 bagian yang sama banyak. Minum 3 kali sehari masing-masing 1 bagian.
Selengkapnya...
BUNGUR KECIL
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Lagerstroemia indica L
2. Nama daerah : bungur (Sunda), kelangi (Jawa), bhungor (Madura), bungur (Melayu), bungur kuwal (Lampung).
3. Nama asing : crape myrtle (Inggris); zi wei hua, tzu hui (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Tumbuhan bungur kecil memiliki rasa agak pahit dan bersifat netral.
Beberapa bahan kimia yang terkandung pada daun bungur kecil di antaranya decinine, decamine, lagerine, largerstroemine, dihydroverticillatine, dan decodine. Selain itu, pada akar terkandung ositosterol-3 dan 3,4-trimethyte!lagic acid.
Efek farmakologis bungur kecil di antaranya merangsang sirkulasi darah, menghentikan pendarahan, antiradang, meluruhkan kemih, pengelat, dan menetralkan racun. Selain itu, bunga, kulit kayu, dan kayu bersifat pencahar atau purgatif.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan bungur kecil dapat dilakukan dengan biji atau setek batang. Bungur kedil dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bunga, akar, daun, dan kulit kayu dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Batuk darah (hemoptysis), muntah darah (hematemesis), dan buang air besar berdarah
Cuci bersih 30 g akar bungur kecil lalu rebus dengan 1 gelas air sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum 2 kali sehari masing-masing ¼ gelas.
2. Bisul (furunculus) dan koreng
Cuci bersih 30 g akar bungur kecil lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya lalu minum saat hangat 1 gelas sehari.
3. Biduran (urtikaria)
Cuci 30 g akar bungur kecil sampai bersih lalu clirebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum 1 gelas sekali.
4. Campak
Cuci bersih 30 g akar bungur kecil lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum 1 gelas sehari.
5. Disentri
Cuci bersth 15 g daun bungur kecil sampai bersih lalu rebus dengan 2 gelas air. Setelah airnya tersisa 1 gelas, saring, lalu minum saat hangat 1 gelas sehari.
6. Eksim
Cuci bersih akar atau daun bungur kecil secukupnya lalu rebus dengan air secukupnya sampai menclidih. Gunakan air rebusan untuk mencuci bagian yang terkena eksim.
7. Radang payudara
Cuci bersih daun bungur kecil secukupnya, tumbuk sampai halus, laiu tempelkan pada tempat yang sakit.
8. Sakit kuning
Cuci bersih 15 g akar bungur kecil dan 15 g daun bungur kecil lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya lalu minum sekaligus 1 gelas sehari.
Kontra indikasi wanita hamil dilarang minum rebusan bungur kecil.
Selengkapnya...
Kamis, 29 April 2010
BARU CINA
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Artemisia vulgaris L.
2. Nama daerah : beungkar kucing (Sunda), suket gajahan (Jawa), dan baru cina (Melayu).
3. Narna asing : moxa, wormwood, St. John’s plant (Inggris); ai ye, hia (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Dalam farmakologi Cina, disebutkan baru cina rasanya pahit, pedas, berbau aromatik, dan bersifat menghangatkan, Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam baru cina di antaranya -amirin, fernenol, dan cincole. Selain itu, akar dan batangnya banyak mengandung inulin, misalnya artemose serta pada cabang kecil mengandung oxytocin, yomogi, alkohol dan ridentin.
Efek farmakologis baru cina di antaranya masuk meridian ginjal, paru, dan llimpa, menghilangkan sakit, melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, serta mengatur menstruasi.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyalcan dengan biji atau setek batang. Perawatannya dengan disiram cukup air, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATNYA
Seluruh bagian tumbuhan, baik kondisi segar maupun dikeringkan melalui diangin-anginkan, dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan baru cina di antaranya sebagai berikut.
1. Lemas setelah melahirkan
Cuci bersih selunth bagian tumbuhan baru cina sebanyak 4 pohon. Tambahkan 6 gelas air lalu rebus sampai tersisa 2 gelas untuk diminum 2 kali sehari. Lakukan sebelum makan dan ulangi secara rutin sampai badan terasa segar kembali.
2. Lemah syahwat
Cuci bersih 15—45 g biji baru cina, giling sampai halus, seduh dengan air hangat 1 gelas, lalu minum sekaligus. Lakukan secara rutin 1 gelas sehari.
3. Mencegah keguguran dan pergerakan janin yang berlebihan
Rebus 10—30 g tumbuhan baru cina dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum rebusan sekaligus 3 kali sehari, masing-masing 1 gelas.
4. Melancarkan persalinan dan sulit mendapatkan keturunan
Rebus 10—30 g tumbuhan baru cina dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum rebusan sekaligus 3 kali sehari secara teratur, masing-masing 1 gelas.
5. Nyeri haid
Cuci bersih 20 g seluruh bagian tumbuhan baru cina lalu rebus dengan 2 gelas air selama 20 menit. Dinginkan, saring, lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
Catatan :
• Tumbuhan baru cina menimbulkan efek samping, seperti mulut kering, rasa tidak enak pada lambung, seperti mual, muntah, mencret, dan pusing.
• Untuk mengatasi hal di atas gunakan minyak daun baru cina.
Selengkapnya...
BUAH MAKASAR
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Brucea javanica (L.) Merr.
2. Nama daerah : walot (Sunda), kwalot (Jawa), malur (Batak), nagas (Ambon), dan tambara merica (Makasar).
3. Nama asing : brucea (Inggris) dan ya dan zi (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Buah makasar memiliki rasa pahit, dingin, dan beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam buah makasar di antaranya alkaloid, seperti brucamarine dan yatanine. Buah makasar juga mengandung phenol seperti bruceno dan bruceolic acid. Biji buah makasar mengandung brusatol dan bruceine, seperti bruceine A, B, C, D, E, F, G, serta H. Sementara itu, daging buahnya mengandung minyak lemak, aleicc acid, linoleic acid, stearic acid, palmitoleic acid.
Efek farmakologis buah makasar di antaranya penurun panas, antiracun, anti-disentri, anti-malaria, mematikan parasit (parasiticidal), antikanker (antineoplastik), menghambat sintesis DNA sel kanker, merangsang pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang, serta meningkatkan fagosit dan makrofag.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan buah makasar dapat dilakukan dengan biji. Perawatan tumbuhan buah makasar dilakukan dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, ditanam di lokasi yang terlindung, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGlAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian biji, akar, dan daun buah makasar dapat digunalcan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Air kemih dan kotoran berdarah karena panas
Cuci bersih 25—50 butir biji buah makasar, tumbuk, lalu seduh dengan ½ cangkir air panas. Minum seduhannya 3 kali sehari, masing-masing ½ cangkir. Karena rasa yang pahit, hasil tumbukan dapat dimasukkan dalam kapsul lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 1 kapsul.
2. Disentri amuba
Cuci bersih 10—15 butir biji buah makasar, tumbuk, lalu seduh dengan ½ cangkir air panas. Minum seduhannya 3 kali sehari, masing-masing ½ cangkir. Karena rasa yang pahit, hasil tumbukan dapat dimasukkan dalam kapsul lalu dimakan 3 kali sehari, masing-masing 1 kapsul.
3. Keputihan karena Trichomonas sp.
Cuci bersib 20 butir biji buah makasar. Rebus dengan 2 gelas air bersih menggunakan pot tanah sampai tersisa ½ gelas. Semprotkan air rebusan ini menggunakan sprayer untuk mencuci kemaluan. Setiap penyemprotan dilakukan dengan 20—40 ml air rebusan. Jika sakitnya ringan, lakukan penyemprotan 1 kali sehari, sedangkan jika berat, lakukan penyemprotan 2—3 kali sehari.
4. Kanker kerongkongan, kanker lambung, kanker serviks, kauker kulit, dan leukimia
Cuci bersih 25 butir buah makasar segar atau 15 butir buah kering lalu tumbuk sampai menjadi bubuk. Seduh bubuknya dengan ½ cangkir lalu minum sekaligus 3 kali sehari.
5. Malaria
Cuci bersih 15—20 g akar buah makasar lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin, minum air rebusan 1 kali sehari.
Kontra indikasi wanita hamil dilarang minum ramuan buah makasar.
Selengkapnya...
BLUSTRU
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Luffa aegyptica Mill.,Luffa cylindrica (L.) Roem.
2. Nama daerah bestru, blestru, blustru (Jawa); lopang, oyong (Sunda); blustru (Betawi); ketela manis (Melayu); hurung jawa (Palembang); dodahala (Halmahera).
3. Nama asing : si gua luo (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Blustru memiiki rasa manis dan sejuk, kecuali pada akarnya yang memiliki rasa palilt, bersifat dingin, dan mengandung racun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam blustru di antaranya saponin, lufein, citrulline, atau cucurbitaen, lemak, protein, xylan, vitamin B dan C, minyak lemak squalene, -spinasterol, arginin, lisin, alanin, galaktosa, serta manitosa.
Efek farmakologis blustru di antaranya mengatasi susah buang air besar, antiradang, dan antibatuk.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan dapat dilakukan dengan anakan. Tumbuhan blustru dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Buah, kulit buah, tangkai buah, biji, sabut, daun, bunga, batang, dan akar blustru dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Batuk disertal sesak
Cuci 10—15 g bunga blustru lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring, tambahkan 1 sendok makan madu, aduk rata, lalu minum 3 kali sehari.
2. Bisul tidak kunjung pecah
Cuci bersih akar blustru yang tua secukupnya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Gunakan air rebusannya untuk mengompres bisul. Lakukan secara teratur sampai bisul matang dan pecah dengan sendirinya.
3. Haid tidak teratur
Cuci bersih 4 jari daging buah blustru, parut, lalu remas-remas. Tambahkan garam secukupnya dan 1/2 cangkir air matang lalu peras. Saring hasil parutan untuk diminum sekaligus. Lakukan pagi, siang, dan sore dengan dosis yang sama.
4. Sakit pinggang
Cuci bersih akar secukupnya, bakar dengan alas genting sampai hangus, làlu tumbuk sampai menjadi bubuk. Ambil 10 g bubuk, campur dengan 1/2 seloki arak, lalu minum sekaligus 1 kali sehari.
5. Sesak napas (asma)
Cuci 5 helai daun muda blustru lalu letakkan di atas nasi yang masih panas. Daun yang layu ini dimakan sebagai lalap bersama nasi. Lakukan 1 kali sehari.
Kontra indikasi : wanita hamil dan penderita fungsi limpa lemah dilarang minum semua ramuan blustru.
Selengkapnya...
BANGLE
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Zingiber purpureum Roxb.
2. Nama daerah : mugle (Aceh), banlai (Minangkabau), bungle (Batak), panglai (Sunda), kunyit bolai (Melayu), bengle (Jawa Tengah), dan unin pakei (Ambon).
3. Nama asing : purple ginger (Inggris).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Bengle memiliki bau khas yang menyengat, sedikit pahit, dan pedas. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam rimpang bangle di antaranya damar, pati, tanin, dan minyak asiri, seperti sineol serta pinen.
Efek farmakologis bengle di antaranya peluruh dahak (expectorant), peluruh kentut, dan penurun panas. Selain itu, bengle juga sebagai pembersih darah, obat cacing (vermige), dan pencahar (laxactive).
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan bangle dilakukan dengan rimpang. Bengle dirawat dengan disiram cukup air, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik
D. BAGlAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian rimpang dan daun bengle dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut
1. Cacingan
Cuci dan iris tipis-tipis 20 g rimpang bangle, 15 g temu hitam, serta 3 lembar daun sirih. Tambahkan 5 biji ketumbar yang telah dicuci lalu tumbuk semua bahan ramuan tersebut sampai halus. Tambahkan ½ cangkir air masak, aduk sampai rata, lalu diperas. Saring air perasannya lalu minum sekaligus 1 kali sehari sekali.
2. Demam dan masuk angin
Cuci bersih 15 g rimpang bangle segar, 15 g lempuyang wangi, 15 g jahe, dan 15 g kencur. Parut semua bahan, rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
3. Gangguan mata
Cuci 15 g rimpang bangle lalu rebus dengan 1 gelas air sampai tersisa ½ gelas. Minum sekaligus 1 kali sehari.
4. Kegemukan atau untuk mengurangi lemak tubuh
Cuci bersih 15 g rimpang bangle, 7 helai daun jati belanda, dan 10 g daun kemuning. Rebus semua bahan dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum 2 kali sehari di pagi dan sore hari, masing-masing 1 gelas.
5. Kepala pusing karena demam dan nyeri sendi
Cuci bersih 2 jari rimpang bangle segar lalu parut. Tambahkan sedikit air sampai terbentuk adonan seperti bubur. Jika pusing, piliskan adonan pada dahi dan di bagian nyeri sendi.
6. Mengecilkcan perut setelah melahirkan
Cuci bersih 4 jari rimpang bangle segar lalu parut. Tambahkan sedikit air sampai terbentuk adonan seperti bubur. Oleskan adonan pada bagian perut.
7. Perut mules
Cuci bersih 10 g rimpang bangle segar, 10 g lempuyang wangi, 10 g jahe, dan 10 g kencur. Parut semua bahan lalu rebus dengan 1 gelas air sampai tersisa ½ gelas. Minum sekaligus selagi hangat 1 kali sehari di saat mules.
8. Sakit kuning
Cuci rimpang bangle sebesar ½ jari tangan sampai bersih lalu diparut. Tambahkan air masak dan madu ke dalam hasil parutan masing-masing 1 sendok makan. Peras hasil parutan lalu saning. Minum air yang tersaring sekaligus dan lakukan 2 kali sehari.
Selengkapnya...
BELUNTAS
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Pluchea indica (L.) Lees.
2. Nama daerah : luntas (Jawa Tengah), beluntas (Sunda), baluntas (Madura), lamutasa (Makasar), dan lenabou (Timor).
3. Nama asing : marsh heabane dan luan yi (Cina).B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Beluntas memiiki rasa getir dan bau yang khas. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam beluntas di antaranya alkaioid dan minyak asiri.
Efek farmakoiogis daun beluntas adalah menambah nafsu makan dan membantu pencernaan.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan beluntas dilakukan dengan setek batang. Beluntas dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGlAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Seluruh bagian tumbuhan, baik segar manpun kering, dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa panyakit sebagai berikut.
1. Gangguan pencernaan pada anak
Cuci bersih 3—5 helai dauu beluntas, remas-remas, campur dengan bubur saring atau nasi tim, aduk, lalu makan. Lakukan setiap kali makan. Cara lainnya, peras 10 helai daun, tambahkan 1 sendok makan madu, lalu aduk rata. Campurkan ramuan ini pada nasi tim atau bubur saring untuk diberikan setiap makan.
2. Menghilangkan bau badan
Cuci bersih 10—15 helai daun beluntas lalu makan sebagai lalap. Lakukan secara rutin 3 kali sehari.
3. Penurun panas
Cuci bersih 10 g daun beluntas segar lalu rebus atau seduh seperti minum teh. Lakukan secara rutin 1 gelas sehari. Ramuan dapat digunakan sebagai peluruh keringat.
4. Rematik dan nyeri pada persenthan
Rebus 15 g akar beluntas dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring, lalu minum 2 kali sehari masing-masing ½ gelas.
Selengkapnya...
Minggu, 18 April 2010
BROTOWALI
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Tinospora crispa (L.) Miers.
2. Nama daerah : bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); andawali (Sunda); antawali (Bali).
3. Nama asing : bitter grape (Inggris), shen jin teng (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Brotowali memiliki rasa pahit dan bersifat sejuk. Beberapa bahian kimia yang terkandung dalam brotowali di antaranya alkaloid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, zat pahit pikroretin, palmatin, kolumbin (akar), dan kokulin (pikrotoksin).
Efek farmakologis brotowali di antaranya menghilangkan sakit, penurun panas, dan melancarkan meridian.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan brotowali dilakukan dengan menggunakan setek. Brotowali dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Batang, terutama kulit batang, dan daun dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Demam
Cuci bersih batang brotowali sebesar 2 jari (10 cm) lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, tambah 1 sendok makan madu, lalu minum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
2. Demam karena penyakit kuning
Cuci bersih 1 jari batang brotowali lalu potong-potong menjadi beberapa bagian. Rebus potongan brotowali dengan 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 1 ½ gelas. Campur madu secukupnya lalu minum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
3. Gatal pada badan
Cuci bersih 20 cm batang brotowali lalu rebus dengan air secukupnya. Setelah mendidih dan menjadi hangat-hangat kuku, gunakan air rebusan ini untuk mandi.
4. Kencing manis
Cuci dan potong-potong 10 helai daun sambiloto, 10 helai daun kumis kucing, dan 6 cm batang brotowali. Rebus bahan-bahan tersebut dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air rebusan bahan 2 kali sehari, masing-masing 1 gelas setelah makan.
5. Kudis
Cuci batang brotowali sebesar 3 jari, belerang sebesar biji kemiri, lalu tumbuk halus. Remas hasil tumbukan dengan minyak kelapa secukupnya lalu oleskan 2 kali sehari pada kulit yang terserang kudis.
6. Luka
Tumbuk daun brotowali secukupnya lalu tempelkan pada bagian luka. Selain iitu, rebus 10 cm batang brotowali dengan 1 l air sampai mendidih. Gunakan air rebusan saat hangat untuk mencuci luka setiap mengganti tumbukan daun brotowali. Ganti tumbukan 2 kali sehari.
7. Rematik
Cuci dan potong 1 ibujari batang brotowali menjadi beberapa bagian lalu rebus dengan 3 gelas air. Setelah tersisa 1 ½ gelas, dinginkan, lalu saring. Tambahkani 1 sendok madu ke dalam air saringan lalu minum 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
Selengkapnya...
BUNGA PAGODA
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Clerodendrum japonicum (Thunb.) Sweet.
2. Nama daerah : tumbak raja (Bali), singgugu (Sunda), srigunggu (Jawa), tinjau handak (Lampung), punggur tosek (Madura).
3. Nama asing : pagoda flower (Inggris), bai jek hong (Qua).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Bagian akar bunga pagoda memiliki rasa pahit dan dingin, sedangkan bagian daun memiliki rasa manis, asam, agak kelat, serta bersifat netral. Sementara itu, bagian bunganya memiliki rasa manis dan bersifat hangat.
Bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan bunga pagoda belum banyak diketahui, tetapi beberapa efek farmakologis yang sudah diketahui adalah antiradang, peluruh kencing, menghilangkan bengkak, dan mengisap nanah.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan bunga pagoda dilakukan dengan setek batang. Bunga pagoda dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian bunga, batang, daun, dan akar yang dikeringkan dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit berikut.
1. Koreng berdarah
Cuci bersih daun segar bunga pagoda secukupnya lalu giling sampai halus. Campurkan dengan madu secukupnya, lalu aduk sampai rata sehingga membentuk salep. Oleskan salep daun segar bunga pagoda ini pada termpat yang berkoreng.
2. Luka terpukul
Cuci bersih 30—90 g akar kering bunga pagoda lalu rebus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
3. Susah tidur (insonmia)
Rebus 30—90 g akar kering dan 1 g jahe dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusarinya, lalu minum 2 kali sehari masing-masing setengah gelas.
4. Sakit pinggang dan rematik terasa ngilu
Cuci bersih 30—60 g akar kering dan 10 g jahe merah. Rebus bersama gula merah secukupnya dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu minurn 1 gelas sehari.
5. TBC paru yang disertal batuk dan batuk berdarah
Rebus 30—90 g akar kering bunga pagoda dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
6. Wasir berdarah
Rebus 60 g bunga atau 60 g akar kering dengan 200 g usus sapi dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air rebusan 2 kali sehari, masing-masing 1i gelas. Makan usus sapi sekaligus habis.
Selengkapnya...
Kamis, 15 April 2010
PUSPA NYIDRA / BUNGA TASBIH
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Canna indica L.
2. Nama daerah : ganyol leuweung, sebe, sebeh, tasbeh (Sunda); ganyong wana, ganyong alas, puspa midra, puspa nidra, puspa nyidra, kembang gedang (Jawa); buah tasbeh, sebek, sigi-sigi, sabeh (Jakarta); tasbhi (Madura); milu-milu (Bali); bunga tasebe (Bugis); tasube (Ternate); ganyong hutan (Melayu).
3. Nama asing : bread shot (Inggris), mei ren jiao (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Tumbuhan bunga tasbih memiiki rasa agak manis dan sejuk. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam bunga tasbih di antaranya 6 substansi fenol, yaitu 2-terpene dan 4-conmarin, pati, glukosa, lemak, alkaloid, serta getah.
Efek farmakologis bunga tasbih di antaranya antipiretik, menurunkan tekanan darah (hipotensif), dan penenang (sedatif).
c. PERBANYAKAN DAN PEKAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan bunga tasbih dapat dilakukan dengan umbi dan biji. Bunga tasbih dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembaban tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Bunga tasbih memerlukan tempat yang cukup sinar matahari dan sebaiknya tidak digunakan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian bunga kering, akar, dan rimpang segar maupun kering, daun, serta biji dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Ambein
Cuci bersih 40 g akar bunga tasbih lalu rebus dengan 2 gelas air sainpai airnya tersisa 1 gelas. Saring air rebusan lalu minum sekaligus 1 gelas sehari.
2. Disentri kronis
Siapkan 15—30 g akar atau rimpang kering, atau 30—60 g jika kondisi segar. Rebus bahan tersebut dengan 2 ½ gelas air sampai airnya tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya lalu minum sekaligus 1 kali sehari.
3. Haid terlalu banyak, kepala pusing (vertigo), dan batuk berdarah
Cud 20 g akar atau rimpang bunga tasbih dan 15—30 g kulit delima kering. Rebus semua bahan dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, saring, lalu minum 1 kali sehari.
4. Jerawat (acne vulgaris)
Haluskan akar atau rimpang segar bunga tasbih secukupnya lalu tempelkan ke bagian yang terkena jerawat.
5. Keputihan
Cuci bersih 20 g akar atau rimpang bunga tasbih dan 15—30 g kulit delima kering. Rebus semua bahan dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, saring, lalu minum 1 kali sehari.
6. Kanker kandungan
Cud bersih 60 g akar bunga tasbih, 6o0g rumput mutiara (Hedyotis corimbosa), dan 50 g daun sambiloto (Andrographis paniculata). Rebus dengan 3 gelas air sampal tersisa 1 ½ gelas. Saring air rebusannya, lalu dibagi ruenjadi 2 bagian untuk diminum 2 kali sehari.
7. Keseleo
Haluskan akar atau rimpang segar lalu campurkan dengan terigu yang telabhdisangrai. Tambahkan arak putih secukupnya lalu tempelkan ke bagian yang sakit.
8. Menghentikan pendarahan
Rebus 10—15 g bunga tasbih dan 60 g akar rimpang teratai dengan 2 gelas air sampai airnya tersisa 1 gelas. Saring air rebusan lalu minum sekaligus 1 gelas sehari.
9. Pembengkakan kelenjar limpa
Rebus 60 g akar bunga tasbih dengain 4 gelas air. Tambahkan 1 ons daging sapi ke dalamnya lalu biarkan sampai mendidih dan airnya tersisa 1 ½ gelas. Saring air rebusannya lalu diminum sekaligus 1 kali sehari dan makan dagingnya.
10. Radang kulit bernanah (piodermi) dan luka berdarah
Haluskan akar atau rimpang segar bunga tasbih secukupnya lalu tempelkan pada bagian yang sakit.
11. Sakit kuning
Cuci 60 g akar bunga tasbih dan 30 g daun serut atau mirten (Streblus asper Lour.) sampai bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 ½ gelas. Saring lalu bagi menjadi 2 bagian untuk diminum 2 kali sehari.
Selengkapnya...
Selasa, 13 April 2010
BANGKUANG / BENGKUANG
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Pachyrrhizus erosus URB.
2. Nama daerah : bangkuwang (Batak dan Sunda), bengkuwang (Jawa), singkuwang (Aceh), jempingan (Bali), uwi pisak (Lombok), dan bun (Bima).
3. Nama asing : yarn bean (Inggris) dan so ke (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Tumbuhan bangkuang memiliki rasa manis, dingin, dan bersifat sejuk serta mendinginkan. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam bangkuang di antaranya pachyrhizon, rotenon, vitamin B1, dan vitamin C. Daun dan bijinya mengandung saponin dan flavonoid, sedangkan umbinya mengandung protein, fosfor, besi, vitamin A, Bi, dan C.
Efek farmakologis bangkuang di antaranya sebagai obat beri-beri, nyeri perut, penghalus kulit, obat demam, dan obat sakit kulit. Akan tetapi, bagian biji dan daunnya mengandung racun. Oleh karena itu, untuk menghindari keracunan jumlah penggunaan dan dua bagian tumbuhan tersebut perlu diperhatikan.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbnhan bangkuang dilakukan deilgan biji. Bangkuang dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembaban tanahnya, dan dipnpuk dengan pupuk dasar. Tumbuhan mi menghendaki cukup matahari.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Meskipun umbi bertunasnya mengandung racun, bagian daun dan biji dan tumbuhan bangkuang dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit. Selain iitu, bagian umbi bangkuang juga dapat dimanfaatkan untuk hal yang sama. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan tumbuhan bangkuang di antaranya sebagai berikut.
1. Beri-beri
Cuci 300 g umbi bangkuang sampai bersih, dikupas, lain makan. Lakukan secara rutin 2 kali sehari.
2. Demam
Kupas umbi bangkuang secukupnya, buat menjadi manisan, lalu dimakan. Ulangi hal yang sama sampai demaninya sembuh.
3. Diabetes meflitus
Cuci 1—2 buah umbi bangkuang sampai bersih, parut, peras, lalu saring. Minum air yang tersaring sekaligus secara teratur setiap pagi dan malam.
4. Penyakit kulit dan eksim
Cud bersih umbi bangkuang secukupnya sampai bersih, parut, lalu tapalkan pada kulit yang terkena penyakit.
5. Sariawan
Cuci bersih umbi bangkuang secukupnya, kupas kulitnya, lalu masukkan ke dalam blender. Tambahkan setengah gelas air matang dan madu secukupnya lalu buat minuman jus. Minum jus umbi bangkuang sedikitnya 1 gelas sehari.
6. Wasir
Cuci bersih 1 butir umbi bangkuang sampai bersih, kupas kulitnya, masukkan ke dalam blender, tambahkan air sedukupnya, lalu buat minuman jus, atau diekstrak untuk diambil sari buahnya. Minum jus bangkuang setiap bangun tidur pagi. Lakukan secara teratur setiap bangun tidur pagi.
Catatan : penggunaan umbi yang bertunas harus hati-hati karena beracun
Selengkapnya...
Sabtu, 10 April 2010
BUNGA KENOP
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Gomphrena globosa L.
2. Nama daerah : bunga knop (Melayu); bunga kancing, kembang gundul (Jawa).
3. Nama asing : knob flower (Inggris), qian ri hong (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Farmakologi cina menyebutkan bahwa bunga kenop memiliki rasa manis dan netral. Bunga kenop juga memiliki kandungan kimia yang khas, yaitu gomphresin I, II, III, V, dan VI. Efek farmakologis bunga kenop di antaranya antibatuk, antiasma, dan antiradang mata.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan bunga kenop dilakukan dengan biji. Perawatan bunga kenop dilakukan dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGlAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bunga atau seluruh bagian tumbuhan, baik dalam kondisi segar atau dikeringkan, dapat digunakan untuk mengobati heberapa penyakit berikut.
1. Asma (asthmabronchial)
Cuci bersih 10 kuntum bunga kenop segar dan 10 g jahe lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas lalu saring. Minum air rebusan sekaligus 1 gelas sehari.
2. Buang air kecil tidak lancar
Cuci bersih 10 g bunga kenop dan 30 g rambut jagung (Zea mays) lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring, lalu minum secara rutin 1 gelas sehari.
3. Bronkhitis kronis
Cuci bersih 10 kuntum bunga kenop, 15 g kaktus (Opuntia duleni [Ker Gawl.] Haw.) yang telah dikupas kulitnya, dan 10 g jahe. Rebus semua bahan dengan 2 gelas air bersama gula batu secukupnya. Setelah tersisa 1 gelas, saring air rebusannya lalu minum sekaligus saat hangat. Lakukan secara rutin 1 gelas sehari.
4. Disentri
Cuci bersih 10 kuntum bunga kenop dan 30 g patikan kebo (Euporbia hirta L.) lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, saring, lalu dingiñkan. Minum sekaligus saat hangat 1 gelas sehari.
5. Panas dalam pada anak
Cuci bersih 10 kuntum bunga kenop, 15 g temulawak, dan 75 g buah jali yang telah direndam. Rebus semua bahan dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 ½ gelas. Saring air rebusannya, bagi menjadi 3 bagian. Minum bersama 1 sendok makan madu 3 kali sehari, masing-masing 1 bagian, sedangkan jalinya dapat dimakan.
Selengkapnya...
Kamis, 08 April 2010
BOROCO / JENGGER AYAM
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Celosia argentea L.
2. Nama daerah : bayam bludu (Sumatera Barat),jawer hayam (Sunda), jengger ayam (Jawa Tengah), dan janggar siap (Bali).
3. Nama asing : quail grass (Inggris) dan qing xiang zi (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Boroco memiliki rasa pahit dan besifat sejuk. Kandungan bahan kimia boroco belum banyak diketahui, sedangkan efek farmakologisnya adalah sebagai antihipertensi dan antiradang mata.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan boroco dilakukan dengan biji. Boroco dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian biji, bunga, atau seluruh bagian tumbuhan boroco, baik segar maupun kering, dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Disentri
Cuci bersih 30—60 g semua bagian tumbuhan boroco lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 ½ gelas. Minum air rebusan 3 kali sehari masing-masing ½ gelas.
2. Hipertensi
Cuci 30 g biji boroco sampai bersih lalu rebus dengan 1 gelas air sampai tersisa ½ gelas. Bagi air rebusannya menjadi 2 bagian sama banyak lalu minum 2 kali sehari, masing-masing 1 bagian.
3. Infeksi saluran kencing
Cuci bersih 30-60 g semua bagian tumbuhan boroco. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 ½ gelas. Minum secara rutin 3 kail sehari, masiugmasing ½ gelas. Lakukan secara rutin setiap pagi, siang, dan sore hari.
4. Infeksi mata luar dan dalam
Cuci bersih 30—60 g biji boroco lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 ½ gelas. Minum air rebusannya 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
5. Keputihan
Rebus 60 g bunga boroco dan 60 g daging sapi dengan 3 gelas air sampai matang dan airnya tersisa 1 ½ gelas. Makan dagingnya sekaligus dan minum air rebusannya 3 kali sehari masing-masing ½ gelas.
6. Muntah darah
Cuci bersih 30—60 g bunga boroco segar dan 60 g daging segar. Buat sup boroco dari bahan tersebut lalu makan sekaligus 1 kali sehari.
7. Radang kornea (keratitis)
Cuci bersih 15 g biji boroco dan 4 buah hati ayam. Rebus bahan-bahan tersebut dengan 3 gelas air sampal tersisa 1 ½ gelas. Makan hati ayamnya dan saring air rebusannya. Minum air saringannya 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas. Lakukan secara rutin setiap pagi, siang, dan sore.
Kontra indikasi : pendenta tekanan bola mata tinggi (glukoma) dilarang minum ramuan ini.
Selengkapnya...
Selasa, 06 April 2010
BANDOTAN
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Ageratum conyzoides L.
2. Nama daerah : bandotan (Melayu), babandotan leutik (Sunda), bandotan (Jawa), dus-bedusan (Madura).
3. Nama asing : celestin, eupatoire blue, bastard agrimon, atau billy goat weed (Inggris); sheng hong ji (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Bandotan memiliki rasa sedikit pahit, pedas, dan bersifat menetralkan. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam bandotan di antaranya asam amino, β-sitosterol, ageratochromene,friedelin, minyak terbang coumarin, potasium klorida, stigmasterol, organacid.
Efek farmakologis bandotan diantaranya penurun panas, menghilangkan racun (antitoksin), menghilangkan bengkak, menghentikan pendarahan, peluruh haid (hemenagog), stimulan, tonik, peluruh kencing, dan peluruh kentut.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan bandotan dilakukan dengan biji. Bandotan biasa tumbuh liar. Jika sengaja ditanam, bandotan dirawat dengan penyiraman yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Tumbuhan ini memerlukan cukup sinar matahari.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Daun dan batang muda bandotan dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan beberapa penyakit berikut.
1. Bengkak, bisul, dan borok
Cuci bersih seluruh bagian tumbuhan bandotan segar secukupnya, tumbuk bersama nasi basi dan garam secukupnya. Tempelkan hasil tumbukan di tempat yang terkena bengkak, bisul, dan borok.
2. Eksim dan luka berdarah
Cuci bersih 1 pohon bandotan segar tanpa akar, lumatkan, lalu balurkan ke tempat yang sakit. Setelah merata, balut dengan kain atau perban. Lakukan 2 kali sehari dalam dosis yang sama dengan mengganti obat dan bálutan. Pada saat penggantian, luka dicuci dengan air panas atau alkohol.
3. Radang telinga
Cuci bersih batang dan daun bandotan segar secukupnya, tumbuk, lalu peras. Teteskan air perasan pada telinga yang sakit sebanyak 1—2 tetes. Lakukan secara rutin 4 kali sehari.
4. Sakit tenggorokan dan radang selaput lendir pada batang tenggorokan (diphteri)
Cuci bersih 30—60 g daun segar, tumbuk halus, peras. Tambahkan gula batu yang sudah dilarutkan secukupnya ke dalam air perasan. Minum air perasan yang diperoleh sekaligus habis. Lakukan secara rutin 3 kali sehari dengan cara yang sama.
Catatan: wanita hamil dilarang minum ramuan bandotan
Selengkapnya...
Kamis, 01 April 2010
BAMBU TALI (Asparagus)
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Asparagus cochinchinenesis (Lour.) Merr.
2. Nama daerah : asparagus (Sunda).
3. Nama asing : christus dorn (Inggris) dan tian men dong (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Bambu tali memiliki rasa manis, pahit, dan bersifat mendinginkan. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam bambu tali di antaranya saponin, misalnya aglycone dan proto-sarsapogenin. Selain itu, bambu tali mengandung asparagine, glukosa, fruktosa, 5-methoxymethylfurrfural, dan ß-sitosterol. Bahan kimia akan masuk ke meridian paru-paru dan ginjal sehingga dapat membersihkan paru-paru, menyuburkan yin, serta merangsang produksi cairan tubuh.
Efek farmakologis yang dimiiki oleh bambu tali di antaranya antitoksin, antineoplastik, dan penurun panas. Selain itu, bambu tali dapat menambah daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan imunitas. Akan tetapi, penderita batuk karena flu dilarang menggunakan ramuan dari bambu tali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bambu tali dapat menghambat sarcoma-180 pada tikus dan berbagai jenis leukimia pada manusia.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan bambu tali dilakukan dengan umbi dan biji. Bambu tali dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dipupuk dengan pupuk organik, dan tidak disemprot dengan pestisida dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Bambu tali memerlukan cukup sinar matahari.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah umbi yang dikeringkan. Bagian tersebut dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.
1. Batuk darah, TBC, dan sakit kerongkongan
Cuci bersih 6—12 g umbi kering lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusannya saat hangat. Jika diperlukan, minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
2. Kanker payudara, carcinoma, flbroadenoma, dan hyperplasia kelenjar payudara
Cuci bersih 20—40 g umbi kering lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusannya sekaligus 1 gelas sehari.
Ramuan ini, dengan cara pengobatan yang sama, dapat digunakan untuk mengobati kanker limpa dan kanker darah (leukimia).
3. Kencing manis
Cuci bersih 6—12 g umbi kering lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusan saat hangat 2 kali sehari sampai sembuh, masing-masing 1 gelas.
Selengkapnya...
BELIMBING MANIS
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Averrhoa carambola L.
2. Nama daerah : blimbing legi (Jawa), bilimbing amis (Sunda), balireng (Bugis), dan bainang sulapa (Makasar).
3. Nama asing : sweet starfruit (Inggris) dan yang tao (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Buáh belimbing manis memiliki rasa asam, manis, bersifat netral, sedangkan bagian bunga memiliki rasa manis, netral. Batang, daun, dan akar memiliki rasa asam, kelat, dan netral.
Beberapa bahan kimia yang terkandnng dalam belimbing manis di antaranya protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin A, B, serta vitamin C.
Efek farmakologis tumbuhan belimbing manis di antaranya antiradang, peluruh liur, peluruh kemih, antimalaria, menghilangkan panas, pelembut kulit (astringen), analgesik (menghilangkan sakit), dan antirematik.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan belimbing manis dilakukan dengan biji, cangkok, dan okulasi. Belimbing manis dirawat dengan penyiraman yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Buah, bunga, daun, dan akar belimbing manis dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit berikut.
1. Diabetes melitus dan penurun kolesterol
Cuci 2 butir buah berlimbing manis matang lalu makan setiap selesai sarapan dan makan malam.
2. Darah tinggi
Makan 1 butir buah belimbing manis yang sudah matang atau yang masih hijau setiap selesai sarapan dan makan malam.
3. Influenza dan sakit tenggorokan
Cud bersih 90—120 g buah belimbing manis, giling menggunakan blender, saring, lalu minum airnya. Lakukan secara rutin 1 kali sehari.
4. Kencing batu
Rebus 3—5 butir buah belimbing manis dengan 1 gelas air lalu tainbahkan madu secukupnya. Biarkan sampai mendidih lalu climinum saat hangat sehari sekali.
5. Lever
Cuci bersih 12—15 g akar belimbing manis kering lalu rebus dengan 1 gelas air sampai tersisa ½ gelas, lalu dinginkan. Minum air rebusan sehari sekali dan llakukan secara teratur.
6. Malaria
Cuci bersih 15—24 g bunga kering lalu seduh dengan 1 gelas air panas lalu minum sekaligus saat hangat. Lakukan 2 kali sehari secara rutin dan dengan jumlah yang sama.
7. Mencegah aneka kanker
Cuci bersih 12 helai daun belimbing, ½ lembar daun pepaya muda, 6 helai daun ceremai muda, 3 helai daun bayam merah, dan 2 buah wortel seukuran jari tangan. Giling sampai halus campuran bahan tersebut, tambahkan ½ gelas air matang, lalu saring airnya. Tambahkan 3 sendok makan madu lalu minum ramuan 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
8. Sakit kepala kronis
Potong kecil-kecil 30—45 g akar segar belimbing manis, cuci sampai bersih, lalu masukkan ke dalam wadah. Campurkan ke dalamnya 120 g tahu dan air matang sampai ramuan tersebut terendam, lalu ditim. Makan ramuan tersebut 1 kali sehari.
Selengkapnya...
Rabu, 31 Maret 2010
BUNI / WUNI
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Antidesma bunins (L) Spreng.
2. Nama daerah : wuni (Jawa dan Sunda), buni (Melayu), burneh (Madura), bane tedong (Sulawesi).
3. Nama asing : chinese laurel (Inggris), u ye cah (Cina).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Buni memiliki rasa asam dan bersifat netral. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam buni di antaranya saponin, tanin, flavonoid, dan friedein. Kulit batangnya mengandung alkaloida yang beracun sehingga jumlah penggunaannya harus diperhatikan.
Efek farmakologis buni di antaranya menghilangkan haus, menghilangkan racun, meluruhkan keringat, dan meningkatkan sirkulasi darah.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan buni dapat dilakukan dengan cangkok, biji, atau okulasi. Buni dirawat dengan disiram air yang eukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Tumbuhan buni ditanam di tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung.
D. BAGIAN TIJMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Buah, daun, dan ranting buni dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit berikut.
1. Jantung berdebar
Cuci bersih 25 butir buah masak, 6 helai daun muda kaca piring (Gardenia jasminoides Ellis.), 10 helai daun sembung (Blumea balsam jfera L), kulit kayu manis sebesar 1 jari, dan jahe sebesar ½ jari. Rebus semua bahan tersebut dengan 4 gelas air. Tambahkan gula enau sebesar 2 jari yang telah dicuci dan dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Setelah air rebusannya tersisa 2 gelas, minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
2. Penutup luka
Tumbuk 10 lembar daun buni sampai halus, tempelkan ke tempat luka, lalu balut dengan kain atau perban. Ganti tumbukannya 2 kali sehari lalu balut kembali.
3. Menambah darah dan membersihkan darah kotor
Cuci bersih 50 butir buah buni masak, 2 jan asam kawak, dan 3/4 jari rimpang kunyit. Tumbuk semua bahan sampai halus, tambahkan ½ gelas air matang, 1 sendok makan madu, lalu aduk rata. Peras ramuan, lalu saring. Minum sekaligus air saringan yang diperoleh 2—3 kali sehari.
4. Sifilis
Cuci bersih 50 butir buah masak, 50 helai daun sambiloto, 7 helai daun keji beling, 10 helai daun paria hutan, 10 helai daun pegagan, dan 1 jari batang brotowali. Potong-potong semua bahan, lalu rebus dengan 4 gelas air. Tambahkan 3 jari gula enau ke dalam rebusan. Setelah air rebusan tersisa 2 gelas, dinginkan, lalu bagi menjadi 3 bagian yang sama banyak. Minum ramuan 3 kali sehari masing-masing 1 bagian.
5. Tekanan darah tinggi
Cuci bersih 30 butir buah buni masak lalu kunyah sampai halus. Telan daging buahya dan buang bijinya. Setelah selesai mengunyah dan menelan, segera minum 1 gelas air hangat. Lakukan hal yang sama 2—3 kali sehari.
Selengkapnya...
Selasa, 30 Maret 2010
BELIMBING WULUH
A. NAMA
1. Nama ilmiah : Averrhoa bilimbi L.
2. Nama daerah : blingbing buloh (Bali), blimbing wuluh (Jawa Tengah), bhallmbhing bulu (Madura), belimbing asem (Melayu), limbi (Bima), limeng (Aceh), bainang (Makasar), dan uteke (Irian).
3. Nama asing : bilimbi, cucumber tree, dan small sour starfruit (Inggris).
B. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS
Belimbing wuluh memiliki rasa asam dan bersifat sejuk. Pada bagian batang mengandung saponin, tanin, asam format, glukosida, kalsium oksalat, sulfur, dan peroksida. Pada bagian daun mengandung tarlin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat.
Efek farmakologis belimbing wuluh di antaranya menghilangkan sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing, dan pelembut wajah.
C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN
Perbanyakan tumbuhan belimbing wuluh dilakukan dengan biji. Belimbing wuluh dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dipupuk dengan pupuk organik, dan ditanam di tempat yang terbuka.
D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA
Bagian tumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit adalah daun, bunga, dan buah. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan belimbing wuluh di antaranya sebagai berikut.
1. Batuk pada anak
Ainbil 1 genggam bunga belimbing wuluh, 5 butir buah adas, cuci, lalu campurkan menjadi satu. Tambahkan 1 sendok makan gula pasir dan 1 cangkir air matang lalu tim. Setelah dingin, saring dengan sepotong kain untuk diminum 2 kali sehari pada pagi dan malam ketika perut kosong.
2. Darah tinggi
Cuci bersih 3 butir buah belimbing wuluh lalu potong menjadi beberapa bagian. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring hasil rebusan, lalu minum sekaligus setelah sarapan. Untuk pencegahan, minum 3 hari sekali dengan jumlah yang sama.
3. Jerawat
Cuci bersih 6—8 butir buah belimbing wuluh lalu tuinbuk sampai halus. Campurkan ½ sendok teh garam, dan ¼ gelas air ke dalam hasil tumbukan belimbing wuluh lalu aduk sampai rata. Oleskan pada wajah yang berjerawat 3 kali sehari.
4. Pegal linu
Ambil daun belimbing wuluh muda sebanyak 1 genggam atau sekitar 25 helai, 10 butir biji cengkih, dan 15 biji lada. Campurkan semua bahan tersebut menjadi satu lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan cuka secukupnya sehingga menjadi bubur lalu oleskan ke tempat yang sakit.
5. Rematik
Cud bersih 1 ons daun muda, 10 butir biji cengkih, 15 butir merica, lalu giling sampai halus. Tamibahkan cuka secukupnya sehingga membentuk adonan lalu balurkan ke tempat yang sakit.
6. Sakit gigi berlubang
Cuci 5 buah belimbing wuluh sampai bersih lalu makan dengan sedikit garam. Kunyah buahnya pada bagian gigi yang berlubang.
Selengkapnya...