Selasa, 15 Maret 2011
Temu Kunci
I. Klasifikasi tumbuhan
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Boesenbergia
Spesies : Boesenbergia pandurata
II. Nama tumbuhan
Nama Ilmiah : Boesenbergia pandurata
Sinonim : Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult.; Kaempferia pandurata (Roxb); Boesenbergia rotunda
Nama umum/ dagang : Temu kunci
Nama Lokal : Temu kunci (Indonesia), koncih (Sumatera), Tamu kunci (Minangkabau), Konce (Madura), Kunci (jawa tengah), Dumu kunci (Bima), Tamu konci (Makasar), Tumu kunci (Ambon), Anipa wakang (Hila-Alfuru), Aruhu Konci (Haruku), Sun (Buru) Rutu kakuzi (Seram), Tamputi (Ternate)
Nama asing : Fingerroot (Inggris), Krachai (Thailand), Chinese key (Cina).
Penampilannya persis anak-anak kunci yang disatukan. Itulah sebabnya ia disebut temukunci. Ibu-ibu mencampurkan temukunci ketika memasak sayur bayam untuk menetralisir purin. Purin penyebab asam urat pun hilang. Riset terakhir membuktikan anggota famili Zingiberaceae itu antikanker.
III. Habitat dan penyebaran
Tanaman ini banyak tumbuh dari daerah tropis dataran rendah. Waktu berbunganya pada bulan Januari-Februari, April-Juni. Daerah distribusi dan habitat tanaman ini adalah tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-hutan jati. Tanaman ini tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya (sering tergenang air, atau becek pertumbuhan akan terganggu dan rimpang cepat busuk) (Plantus, 2008). Perbanyakannya temu kunci dapat dilakukan dengan pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas) dan penanaman dilakukan pada jarak tanam 3000 cm.
Untuk pemanenan, temu kunci dipanen setelah berumur 1 tahun. Setelah dilakukan pemanenan, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil/tipis dan dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab udara dapat dengan charcoal= karbon aktif) (Plantus, 2008).
IV. Manfaat dan kegunaan
Secara umum, masyarakat menggunakan rimpang temu kunci sebagai peluruh dahak atau untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan sariawan, bumbu masak, dan pemacu keluarnya Air Susu Ibu (ASI). Minyak atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) juga berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli, Staphyllococus aureus dan Candida albicans; selain itu dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro.
Selain di Indonesia, ternyata negara lain juga banyak yang memanfaatkan temu kunci. Di Thailand, rimpang temu kunci biasa digunakan sebagai bumbu masak. Selain itu, tanaman ini juga telah digunakan sebagai obat aprodisiac, disentri, antiinflamasi, kolik, serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Di Malaysia, rimpang temu kunci digunakan sebagai sebagai obat sakit perut dan dekoksi pada wanita pasca melahirkan.
Berikut ini beberapa resep temu kunci sebagai obat:
1. Sebagai peluruh kentut:
dibuat sediaan “juice” yang terdiri dari 3 jari rimpang; diminum untuk dosis tunggal
dibuat “tapal” dari sejumlah rimpang dan ditempelkan pada perut
dibuat infusa yang terdiri dari 25 gram serbuk rimpang kering dengan 100 ml air mendidih, didiamkan sampai keadaan hangat; setelah disaring, diminum sebagai dosis tunggal.
2. Sebagai penambah nafsu makan:
Dibuat infusa yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110 ml air; atau diseduh, diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang selama 14 hari.
3. Sebagai pemacu keluarnya air susu ibu (ASI):
20 gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian ditambah 1/4 sendok teh garam dapur, setelah dingin disaring dan diminum sekaligus.
Dan ini adalah hasil penelitian dari beberapa pakar tentang temu kunci:
Selain mengandung pinostrobin, temukunci juga kaya minyak asiri. ‘Dalam tiap rimpang berumur 9 bulan rata-rata terkandung 1,2% minyak asiri,’ kata Sukardiman. Komponen utamanya terdiri dari monoterpen, seskuiterpen, dan turunan fenilpropana antara lain: geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen, d-borneol, geraniol, osimen, serta miristin. Menurut Prof Sidik, guru besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, khasiat minyak asiri pada temukunci serupa dengan kerabatnya, temulawak dan kunyit.
‘Kandungan asiri pada ketiganya terbukti memiliki banyak manfaat,’ kata Sidik. Riset Prof Dr Yahya Kisyanto dan Dr Nyoman Kertia membuktikannya. Xanthorrhizol, senyawa aktif dalam temulawak, memang terbukti sebagai antikanker. Sayang, penelitian temukunci belum sampai pada tahap uji klinis. Jadi dosis bagi manusia belum diketahui.
Antioksidan
Temukunci antikanker? Begitulah riset Dr Sukardiman, Apt MS, peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, selama 7 tahun sejak 1999. Doktor farmasi itu menggunakan jasa mencit yang mengidap kanker akibat suntikan benzo(a)pirena, zat karsinogenik alias penyebab kanker. Sukardiman mengelompokkan mencit-mencit itu dalam 4 grup. Untuk mengatasinya, kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 9 Januari 1963 itu menjadikan kelompok I sebagai kontrol, pada kelompok ke-2 diberikan 20 mg/kg bobot tubuh isolat murni pinostrobin; kelompok ke-3 berdosis 40 mg per kg bobot tubuh; sedangkan kelompok ke-4 diberi senyawa antikanker.
Mencit kelompok 3 yang diberi pinostrobin menunjukkan sel kanker tak berkembang biak. Bahkan, perkembangannya terhambat sampai 80%. Artinya, anggota famili Zingiberaceae itu tokcer sebagai antikanker. Zat apa yang paling berperan melawan sel mematikan itu? Menurut Sukardiman pinostrobin dalam temukunci ampuh melawan sel kanker. Cara kerjanya dengan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Keampuhan temukunci mengatasi sel kanker dibuktikan melalui uji in vitro. Dengan konsentrasi 100 ?M, flavonoid itu menghambat pertumbuhan sel kanker leukeumia. Atas dasar pengujian itu, diyakini pinostrobin sebagai zat antikanker dalam temukunci. Ia merusak sel kanker sekaligus mendorong proses bunuh diri. Dalam istilah kedokteran, cara kerja itu disebut apoptosis. ‘Kesaktian’ sel kanker yang tak pernah mati akhirnya hilang.
Pinostrobin merupakan senyawa antioksidan. Perannya menangkal zat radikal bebas penyebab kanker. Radikal bebas adalah molekul, atom, atau grup atom yang tidak berpasangan. Ia berbahaya jika jumlahnya lebih banyak ketimbang senyawa antioksidan dalam tubuh. Akibatnya radikal bebas yang bersifat elektrofil menyerang tubuh dan merusak DNA, sehingga kanker mudah menyerang. Agar ketahanan tubuh kuat, sistem ketahanan tubuh harus dijaga.
Menurut Dr Suprapto Ma’at dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, fungsi sistem imun adalah pertahanan. Ia sebagai penjaga keseimbangan komponen tubuh dengan membersihkan sel-sel mati. Fungsi lain, sistem imun meronda ke seluruh bagian tubuh. Jika ditemukan sel tubuh yang mutasi-memicu kanker-sistem imun akan membinasakannya. ‘Sistem imun melindungi tubuh dari bahaya radikal bebas dalam tubuh,’ katanya.
Selain itu pinostrobin juga mampu menghambat kerja enzim topoisomerase I. ‘Biasanya pada penderita kanker, aktivitas enzim itu meningkat,’ katanya. Dampaknya topoisomerase meningkat jumlahnya. Peningkatan itu sebagai akibat tingginya aktivitas transkripsi dan translasi DNA. Transkripsi perubahan dari DNA menjadi messanger ribo nucleid acid (mRNA), pembawa kode genetik. Translasi adalah penggabungan asam amino dalam DNA.
Berkat pinostrobin itulah penambahan jumlah topoisomerase I dihambat. Caranya dengan menghambat transkripsi DNA. Sedangkan aktivitas kerja enzim dihambat dengan cara mengeluarkan zat yang akan mengikat enzim. Akibatnya, sel kanker mati. Dengan demikian rutin mengkonsumsi temukunci tokcer mengatasi kanker. Bagi konsumen sehat, kebiasaan meminum rebusan kerabat jahe itu mujarab mencegah serangan kanker.
Yang paling penting, gunakan rimpang temukunci berumur 9 bulan. Jika masa panen terlewat hingga 4 bulan-rimpang tetap dalam tanah-menyebabkan zat berkhasiat hilang. Rimpang temukunci terdiri atas umbi induk yang membulat dan rimpang-rimpang kecil bagai anak kunci. Kedua jenis rimpang itu berkhasiat obat. Setelah bersih, iris rimpang Kaempferia panduratum tipis-tipis, rebus dalam 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa segelas. Ramuan itulah yang rutin dikonsumsi untuk mencegah atau mengatasi serangan kanker
Yang jelas temu kunci dipakai untuk bumbu masak sayur bayam/bening seperti resep bang ArgoBel berikut:
hmm…nyam..nyam….maknyosss…untuk buka puasa
Bahan:
200 gram daun bayam, potong-potong
100 gram oyong, bersihkan, potong-potong
60 gram jagung putren, potong-potong
2 buah tomat, potong dadu
1400 ml air
Bumbu:
4 siung bawang merah, iris halus
3 siung bawang putih, iris halus
2 cm kencur, iris halus
1 cm temu kunci, iris halus
1 sdt gula pasir
1 sdt garam halus
Cara Membuat:
Rebus air dengan semua bumbu2, masak hingga mendidih.Masukkan oyong, jagung putren, tomat dan bayam. Masak hingga semua bahan matang. Angkat. Tuang ke dalam mangkuk saji, hidangkan selagi hangat. Untuk 5 Porsi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya mengutip artikel ini untuk tugas saya..
BalasHapusTerima kasih ^^
ya
Hapus